Minggu, 09 Mei 2010

MENYINGKAP KEBENARAN ALQURAN MELALUI ILMU PENGETAHUAN

(*Oleh: Prof. Dr. Mohammad Ali, M.A. Dirjen Pendidikan Islam, Dep. Agama RI)

Alquran merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW yang sejak dari masa turunnya sudah mendapatkan banyak tantangan, terutama dari orang-orang yang memang menentang kerasulan Muhammad SAW. Mereka menganggap Alquran sebagai syair karangan Muhammad dan bukan berasal dari Allah. Menaggapi hal itu, Allah menyatakan dengan tegas bahwa Alquran bukanlah perkataan penyair (QS: Al Haqqah [69]:41). Selain itu, Allah juga menantang orang-orang yang senantiasa meragukan kebenaran Alquran, baik dari kalangan jin dan manusia untuk membuat walaupun satu ayat sebagaimana yang termaktub dalam Alquran. Sekali lagi Allah menegaskan bahwa mereka tidak akan mampu membuatnya meskipun mereka saling bekerjasama (QS: Al-Isra'[17]:88)

Diantara kemukjizatan Alquran adalah ketinggian nilai bahasanya, sehingga diperlukan penafsiran guna dapat memahaminya. Untuk itu, para musafir dari masa ke masa berusaha menghadirkan penafsiran terhadap ayat-ayat Alquran dengan metode tertentu dan telah menghasilkan banyak karya tafsir. Namun demikian, bukan berarti seluruh sisi kebenaran Alquran sudah ditafsirkan semuanya, sehingga masih tetap dibutuhkan keahlian dari para mufassir yang datang kemudian untuk melakukan penafsiran lagi.
Ada ungkapan yang menyatakan bahwa Alquran laksana berlian, dari sudut manapun orang memandang akan menampakkan keindahan. Begitu juga dengan para mufassir, mereka dengan kemampuannya melakukan penafsiran terhadap ayat-ayat Alquran dengan metodenya masing-masing. Namun jika ada orang lain yang mau menafsirkan Alquran, akan tetap bisa melihat Alquran dengan sudut pandang yang baru dan berbeda dengan yang pernah ada sebelumnya. Apalagi jika penafsiran tersebut dikaitkan dengan ilmu pengetahuan, yang senantiasa terus berkembang, sehingga akan semakin dapat membuktikan bahwa Alquran benar-benar kitab yang diturunkan dari Allah.

Salah satu bentuk penemuan menarik yang diungkap dalam ensiklopedia ini adalah kemukjizatan angka, khususnya angka tujuh yang memiliki banyak sekali petunjuk, baik dalam Alquran dan Hadis maupun di alam. Bahkan pengulangan angka tujuh ini dalam Alquran memunculkan sebuah sistem yang koheren, eksak, dan sulit terbantahkan. Dalam surah Nuh[71] ayat 15 Allah berfirman: "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?". Demikian pula dalam salah satu hadis Rasulullah SAW tentang dosa-dosa besar, beliau membatasinya dengan tujuh macam: "Jauhilah tujuh dosa besar"[HR Bukhari-Muslim]. Demikian pula halnya fenomena alam juga memunculkan angka tujuh, yang dijadikan jumlah tingkatan langit dan bumi, sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Thalaq[65] ayat 12: "Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itulah bumi".

Kajian dan penafsiran Alquran dengan pembuktian kebenaran ilmu pengetahuan (tafsiir bil 'ilmi) seperti inilah yang belakangan dilakukan oleh para ilmuwan muslim. Pengungkapan kebenaran Alquran seperti ini diharapkan dapat menembus batas keimanan. Artinya kebenaran konsep-konsep yang ada dalam Alquran tidak hanya dapat dicerna dan diterima oleh orang-orang yang beragama Islam saja, tetapi juga olah orang lain yang mampu berpikir secara rasional dan mampu melihat kebenaran secara obyektif tanpa tersekat oleh keyakinan yang dianutnya.
Salah satu usaha cerdas dan brilian yang menghadirkan penafsiran Alquran dengan pembuktian kebenaran ilmu pengetahuan adalah Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadis. Ensiklopedia ini disusun dalam multi perspektif keilmuan, sehingga semakin menarik bagi pembaca dari latar belakang keilmuan apapun.

Khusus bagi dunia pendidikan, pentingnya ensiklopedia ni didasarkan pada beberapa kebutuhan: (1) Kebutuhan menyediakan sumber bahan yang bermutu, (2) Kebutuhan menawarkan pandangan keagamaan yang cocok untuk perkembangan ilmu pengetahuan, dan (3) Kebutuhan mengembangkan kajian Alquran yang multidisipliner. Buku seperti ini dapat memicu peningkatan mutu pendidikan yang lebih utuh dan menyeluruh.
Karena itu, sudah selayaknya kalau kehadiran Ensiklopedia ini mendapatkan sambutan dan apresiasi yang tinggi dari umat Islam di Indonesia serta dapat digunakan sebagai bahan referensi oleh lembaga pendidikan, baik sekolah umum atau khusus yang berbasiskan agama Islam maupun pondok pesantren.

Semoga kehadiran ensiklopedia ini memperkuat dan menambah keyakinan kita, bahwa Alquran memang benar diturunkan dari sisi Allah SWT yang cocok untuk menjadi pedoman dan tuntunan hidup manusia dimanapun dan sampai kapanpun (shaalihun likulli zaman wa makaan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar