Minggu, 23 Mei 2010

MENGHIDUPKAN ALQURAN MEMBERDAYAKAN UMAT

*Oleh: Prof. Dr. Din Syamsudin (Ketua Umum PP Muhammadiyah)

Nabi Muhammad SAW memiliki banyak keistimewaan yang tergolong mukjizat, dan mukjizat terbesar yang diterima beliau adalah Alquran. Sejumlah argumentasi menunjukkan bahwa Alquran merupakan kitab suci yang memiliki banyak kemukjizatan. Misalnya: isi yang tidak dapat ditandingi oleh umat manusia, beritanya yang melampaui batas logika manusia, terpelihara dari kepunahan dan penyimpangan, dsb. Namun diantara alasan paling kuat adalah karena Alquran merupakan kitab suci yang bisa menjadi petunjuk, pedoman hidup dan sumber inspirasi bagi lahirnya sebuah peradaban manusia yang religius.

Berbeda dengan mukjizat Rasulullah SAW lainnya yang hanya menampilkan keajaiban temporal (misalnya: jemari Rosulullah SAW yang pernah memancarkan air, berjalan dinaungi awan hingga terhindar dari terik panas matahari, dsb), maka Alquran merupakan mukjizat yang bersifat abadi. Keabadian Alquran sebagai salah satu mukjizat bukan hanya terletak pada jaminan Allah SWT yang akan memelihara Alquran sepanjang masa (seperti dalam QS Al-Hijr [15]:9), melainkan juga karena didalamnya terdapat konsep-konsep universal yang bisa dijadikan pedoman bagi pembangunan peradaban umat manusia sepanjang masa. Atas dasar asumsi inilah Alquran menjadi kitab suci terakhir yang diberikan Allah SWT kepada nabi dan rosul-Nya yang terakhir pula.

Sejalan dengan hal diatas, posisi dan peran Nabi Muhammad SAW sebagai penerima wahyu Allah (Alquran) tentu sangat strategis. Kemukjizatan Alquran tidak akan memiliki efek sosial dan kemanusiaan yang signifikan tanpa peran Rasulullah SAW dalam menyapaikan risalah wahyu pada umatnya. Dalam hal ini, Rasulullah sebagai penerima sekaligus penafsir tunggal Alquran memiliki kecerdasan luar biasa dalam mengkondisikan umatnya menjadi komunitas yang religius dan qurani.

Keluhuran akhlak dan budi pekerti Nabi Muhammad SAW menjadi mushaddiq (peneguh, penguat, atau pembenar) atas kemukjizatan yang terkandung dalam Alquran. Posisi dan peran Nabi Muhammad SAW bisa disebut sebagai "data hidup" yang senantiasa berbicara dalam setiap dinamika peradaban umat manusia dari masa ke masa. Ibarat sebuah mutiara atau karya seni bernilai tinggi, Alquran membutuhkan penghayatan dan pengamalan agar menjadi hidup dan membumi di tengah-tengah masyarakat muslim khususnya dan umat manusia umumnya.

Kemukjizatan Alquran juga berkaitan dengan pemberitaan yang bersifat universal, seperti hitungan hari, bulan, tahun, penciptaan langit dan bumi, dll. Apa yang terkandung dalam pemberitaan Alquran tidak pernah mengalami perubahan maupun kekeliruan. Namun disisi lain, kemukjizatan Alquran yang memiliki konsep universal masih memerlukan penafsiran dari para ulama.

Atas dasar itulah, para ulama (kaum mufassir) kemudian menyusun banyak buku tafsir yang membahas Alquran dan Kemukjizatan Alquran (i'jaz Alquran) dari beragam aspek seperti kebahasaan, sastra, ekologi, sains dan teknologi, humaniora, biologi, dll. Upaya tersebut harus disambut positif dan apresiatif, karena merupakan bagian dari ijtihad yang menurut hadis Rasulullah SAW menghasilkan dua pahala jika benar dan menghasilkan satu pahala jika salah.

Ensiklopedia mukjizat Alquran dan Hadis, adalah salah satu terobosan kreatif dan inovatif yang mencoba menggali berbagai kemukjizatan Alquran dan Hadis dari beragam aspek. Ensiklopedia ini berusaha menghadirkan "dialog" antara Alquran dan peradaban kemanusiaan agar terbangun paradigma yang lebih positif dan sinergis antara keduanya. Lebih dari itu, ensiklopedia mukjizat Alquran dan Hadis ini disusun oleh banyak pakar dari multi disiplin ilmu sehingga menambah kuatnya daya tarik buku ini. Diharapkan kehadirannya dapat memberikan pencerahan dan menambah kesadaran umat Islam untuk membangun peradaban yang lebih baik di masa yang akan datang. Amin ya rabbal 'alamin.

Kamis, 13 Mei 2010

ALQURAN SEBAGAI SUMBER LAHIRNYA PERADABAN

*Oleh: H.A. Hasyim Muzadi (Ketua Umum PBNU), Jakarta, Desember 2009

Wacana seputar kemukjizatan Alquran bisa dicermati dari berbagai sudut pandang.

Pertama, harus dipahami sebagai upaya meyakinkan golongan yang tidak mempercayai akan kebenaran Alquran sebagai wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Pada aspek ini, Allah SWT menantang kaum yang tidak beriman agar membuat ayat yang sebanding atau mirip (secara kualitas) dengan Alquran. Hal ini bisa dilihat misalnya dalam Surah Al-Baqarah [2] ayat 23 dan Surah Yunus [10] ayat 38. Kemukjizatan Alquran pada aspek pertama ini lebih ditujukan pada kelompok diluar umat Islam.

Kedua, Alquran harus dipahami sebagai kitab suci yang akan memberi petunjuk dan bimbingan kaum beriman, baik dalam kehidupan di dunia maupun kelak di akhirat. Misalnya dapat dilihat dalam Surah Al-Baqarah [2] ayat 2 dan 97, Surah At-Taubah [9] ayat 33, dan Surah Al-Nahl [16] ayat 64. Kemukjizatan Alquran pada aspek kedua ini ditujukan pada kelompok kaum beriman.

Ketiga, kemukjizatan Alquran yang lebih mengarah pada aspek keilmuan, kemoderenan, dan tantangan ilmiah di masa depan, termasuk informasi yang bercorak eskatologis, seperti surga, neraka, alam ghaib, dan lainnya. Aspek ketiga ini bisa dipahami sebagai upaya bahwa kitab suci Alquran membawa beragam informasi yang melebihi pengetahuan umat manusia yang hanya sebatas pada parameter fisik dan keduniaan. Berita tentang penciptaan 7 langit dan bumi, 7 lapis surga dan neraka, adanya hari pembalasan, malaikat, jin, setan, dan lainnya; adalah beberapa contoh seputar berita eskatologis yang sangat mustahil ditulis oleh manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan pada alam fisik dan metafisik. Dalam aspek ini, kemukjizatan Alquran bisa ditujukan pada seluruh komunitas umat manusia tanpa melihat agama, budaya, suku bangsa, dan lainnya.

Disamping itu, kemukjizatan Alquran harus dilihat secara komprehensif dengan melibatkan peran aktif umat Islam agar terbangun sinergi yang lebih positif dan produktif. Adapun aspek transenden Alquran harus didukung oleh aspek keduniaan dan penghayatan kemanusiaan. Inilah kira-kira pemahaman dari ayat inna nahnu nazzalnadzdzikra wa innaa lahuu lahaafizhuun ("Sesungguhnya Kami yang menurunkan Alquran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya" QS Al-Hijr[15] ayat 9)

Upaya secara komprehensif dimaksudkan agar Alquran tidak hanya dipandang sebagai kitab suci yang memiliki kemukjizatan dan hanya dicerna pada batas-batas keyakinan yang bersifat pasif, tetapi kemukjizatan Alquran harus disertai dengan upaya-upaya produktif dan kreatif dari umat Islam dengan menjadikan Alquran sebagai sumber inspirasi bagi lahirnya peradaban kemanusiaan yang religius, santun, dan bijak.

Kemukjizatan Alquran juga harus dikaitkan dengan peran Alquran sebagai sumber pencerahan intelektual dan pemberdayaan masyarakat muslim agar menjadi salah satu komunitas umat manusia yang berdaulat, maju, dan responsif terhadap tantangan kemajuan zaman.

Kejayaan umat Islam pernah ditorehkan dengan tinta emas sepanjang lebih dari tujuh abad lamanya; sejak abad ke-7 Masehi dibawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, hingga abad pertengahan yang melahirkan banyak ilmuwan muslim. Pencapaian peradaban yang maju dan sukses dalam rentang masa yang cukup lama itu, adalah karena Alquran dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi lahirnya peradaban manusia.

Oleh karenanya kehadiran Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadis ini patut disambut secara positif oleh umat Islam sebagai salah satu cara membangun masyarakat muslim yang peka informasi, dan cinta ilmu pengetahuan. Kandungan yang ada dalam Ensiklopedia ini sangat layak mendapat apresiasi, mengingat disusun oleh para pakar yang memiliki disiplin keilmuan yang beragam, sehingga keragaman itu dapat memperkaya kajian ilmiah dari aspek kemukjizatan Alquran. Kehadiran ensiklopedia ini akan menjadi salah satu kontribusi positif dalam menambah khazanah intelektual Islam di Indonesia. Semoga mendapat ridha Allah SWT. Amin.

Minggu, 09 Mei 2010

MENYINGKAP KEBENARAN ALQURAN MELALUI ILMU PENGETAHUAN

(*Oleh: Prof. Dr. Mohammad Ali, M.A. Dirjen Pendidikan Islam, Dep. Agama RI)

Alquran merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW yang sejak dari masa turunnya sudah mendapatkan banyak tantangan, terutama dari orang-orang yang memang menentang kerasulan Muhammad SAW. Mereka menganggap Alquran sebagai syair karangan Muhammad dan bukan berasal dari Allah. Menaggapi hal itu, Allah menyatakan dengan tegas bahwa Alquran bukanlah perkataan penyair (QS: Al Haqqah [69]:41). Selain itu, Allah juga menantang orang-orang yang senantiasa meragukan kebenaran Alquran, baik dari kalangan jin dan manusia untuk membuat walaupun satu ayat sebagaimana yang termaktub dalam Alquran. Sekali lagi Allah menegaskan bahwa mereka tidak akan mampu membuatnya meskipun mereka saling bekerjasama (QS: Al-Isra'[17]:88)

Diantara kemukjizatan Alquran adalah ketinggian nilai bahasanya, sehingga diperlukan penafsiran guna dapat memahaminya. Untuk itu, para musafir dari masa ke masa berusaha menghadirkan penafsiran terhadap ayat-ayat Alquran dengan metode tertentu dan telah menghasilkan banyak karya tafsir. Namun demikian, bukan berarti seluruh sisi kebenaran Alquran sudah ditafsirkan semuanya, sehingga masih tetap dibutuhkan keahlian dari para mufassir yang datang kemudian untuk melakukan penafsiran lagi.
Ada ungkapan yang menyatakan bahwa Alquran laksana berlian, dari sudut manapun orang memandang akan menampakkan keindahan. Begitu juga dengan para mufassir, mereka dengan kemampuannya melakukan penafsiran terhadap ayat-ayat Alquran dengan metodenya masing-masing. Namun jika ada orang lain yang mau menafsirkan Alquran, akan tetap bisa melihat Alquran dengan sudut pandang yang baru dan berbeda dengan yang pernah ada sebelumnya. Apalagi jika penafsiran tersebut dikaitkan dengan ilmu pengetahuan, yang senantiasa terus berkembang, sehingga akan semakin dapat membuktikan bahwa Alquran benar-benar kitab yang diturunkan dari Allah.

Salah satu bentuk penemuan menarik yang diungkap dalam ensiklopedia ini adalah kemukjizatan angka, khususnya angka tujuh yang memiliki banyak sekali petunjuk, baik dalam Alquran dan Hadis maupun di alam. Bahkan pengulangan angka tujuh ini dalam Alquran memunculkan sebuah sistem yang koheren, eksak, dan sulit terbantahkan. Dalam surah Nuh[71] ayat 15 Allah berfirman: "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?". Demikian pula dalam salah satu hadis Rasulullah SAW tentang dosa-dosa besar, beliau membatasinya dengan tujuh macam: "Jauhilah tujuh dosa besar"[HR Bukhari-Muslim]. Demikian pula halnya fenomena alam juga memunculkan angka tujuh, yang dijadikan jumlah tingkatan langit dan bumi, sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Thalaq[65] ayat 12: "Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itulah bumi".

Kajian dan penafsiran Alquran dengan pembuktian kebenaran ilmu pengetahuan (tafsiir bil 'ilmi) seperti inilah yang belakangan dilakukan oleh para ilmuwan muslim. Pengungkapan kebenaran Alquran seperti ini diharapkan dapat menembus batas keimanan. Artinya kebenaran konsep-konsep yang ada dalam Alquran tidak hanya dapat dicerna dan diterima oleh orang-orang yang beragama Islam saja, tetapi juga olah orang lain yang mampu berpikir secara rasional dan mampu melihat kebenaran secara obyektif tanpa tersekat oleh keyakinan yang dianutnya.
Salah satu usaha cerdas dan brilian yang menghadirkan penafsiran Alquran dengan pembuktian kebenaran ilmu pengetahuan adalah Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadis. Ensiklopedia ini disusun dalam multi perspektif keilmuan, sehingga semakin menarik bagi pembaca dari latar belakang keilmuan apapun.

Khusus bagi dunia pendidikan, pentingnya ensiklopedia ni didasarkan pada beberapa kebutuhan: (1) Kebutuhan menyediakan sumber bahan yang bermutu, (2) Kebutuhan menawarkan pandangan keagamaan yang cocok untuk perkembangan ilmu pengetahuan, dan (3) Kebutuhan mengembangkan kajian Alquran yang multidisipliner. Buku seperti ini dapat memicu peningkatan mutu pendidikan yang lebih utuh dan menyeluruh.
Karena itu, sudah selayaknya kalau kehadiran Ensiklopedia ini mendapatkan sambutan dan apresiasi yang tinggi dari umat Islam di Indonesia serta dapat digunakan sebagai bahan referensi oleh lembaga pendidikan, baik sekolah umum atau khusus yang berbasiskan agama Islam maupun pondok pesantren.

Semoga kehadiran ensiklopedia ini memperkuat dan menambah keyakinan kita, bahwa Alquran memang benar diturunkan dari sisi Allah SWT yang cocok untuk menjadi pedoman dan tuntunan hidup manusia dimanapun dan sampai kapanpun (shaalihun likulli zaman wa makaan).

Rabu, 28 April 2010

Tentang Ensiklopedia MAQDIS

Mengungkap Kebenaran Mukjizat Al-Qur'an dan Hadis melalui Ilmu Pengetahuan

Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur'an dan Hadis (MAQDIS) diterbitkan oleh PT Sapta Sentosa, Bandung. Ditulis oleh puluhan penulis internasional ternama. Harun Yahya adalah salah satu di antaranya. Mereka adalah:
Prof. Dr. Musthafa Abdul Mun'im, Prof. Dr. Abd Al-Basith Muhammad Sayyid, Prof. Dr. Beikheir Hammouti, Ir. Abdu Daim Kaheel, Harun Yahya, Dr. dr. Muhammad Nizar al-Daqr, Dr. dr. Mahmud Nazhim al-Nasimi, dan puluhan penulis lainnya.

Spesifikasi Buku:

* Terdiri dari 10 jilid
* eksklusif hard cover
* berisi lebih kurang 3.000 halaman
* dilengkapi dengan ribuan gambar dan ilustrasi berwarna.
* Kertas: matt paper 150 gram.

9 Penemuan Muslim Yang Menggoncang Dunia


INILAH.COM, Jakarta – Kehidupan modern tak lepas dari penemuan-penemuan ilmuwan muslim. Proyek 1001 kembali mengingatkan sejarah 1000 tahun warisan muslim yang terlupakan.

“Ada sebuah lubang dalam ilmu pengetahuan manusia, melompat dari zaman Renaisans langsung kepada Yunani,” ujar Chairman Yayasan Sains, Teknologi dan Peradaban Profesor Salim al-Hassani pemimpin 1001 Penemuan.

Saat ini Penemuan 1001 sedang pameran di Museum Sains London. Hassani mengharapkan pameran tersebut akan menegaskan kembali kontribusi peradaban non-barat, seperti kerajaan muslim yang suatu waktu pernah menutupi Spanyol dan Portugis, Italia selatan dan terbentang seluas daratan China.

Inilah 9 penemuan muslim yang luar biasa:

1. Operasi Bedah

Sekitar tahun 1000, seorang dokter Al Zahrawi mempublikasikan 1500 halaman ensiklopedia berilustrasi tentang operasi bedah yang digunakan di Eropa sebagai referensi medis selama lebih dari 500 tahun. Diantara banyak penemu, Zahrawi yang menggunakan larutan usus kucing menjadi benang jahitan, sebelum menangani operasi kedua untuk memindahkan jahitan pada luka. Dia juga yang dilaporkan melakukan operasi caesar dan menciptakan sepasang alat jepit pembedahan.

2. Kopi

Saat ini warga dunia meminum sajian khas tersebut tetapi, kopi pertama kali dibuat di Yaman pada sekitar abad ke-9. Pada awalnya kopi membantu kaum sufi tetap terjaga ibadah larut malam. Kemudian dibawa ke Kairo oleh sekelompok pelajat yang kemudian kopi disukai oleh seluruh kerajaan. Pada abad ke-13 kopi menyeberang ke Turki, tetapi baru pada abad ke-16 ketika kacang mulai direbus di Eropa, kopi dibawa ke Italia oleh pedagang Venesia.

3. Mesin Terbang

Abbas ibn Firnas adalah orang pertama yang mencoba membuat konstruksi sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya. Di abad ke-9 dia mendesain sebuah perangkat sayap dan secara khusus membentuk layaknya kostum burung. Dalam percobaannya yang terkenal di Cordoba Spanyol, Firnas terbang tinggi untuk beberapa saat sebelum kemudian jatuh ke tanah dan mematahkan tulang belakangnya. Desain yang dibuatnya secara tidak terduga menjadi inspirasi bagi seniman Italia Leonardo da Vinci ratusan tahun kemudian.

4. Universitas

Pada tahun 859 seorang putri muda bernama Fatima al-Firhi mendirikan sebuah universitas tingkat pertama di Fez Maroko. Saudara perempuannya Miriam mendirikan masjid indah secara bersamaan menjadi masjid dan universitas al-Qarawiyyin dan terus beroperasi selama 1.200 tahun kemudian. Hassani mengatakan dia berharap orang akan ingat bahwa belajar adalah inti utama tradisi Islam dan cerita tentang al-Firhi bersaudara akan menginspirasi wanita muslim di mana pun di dunia.

5. Aljabar

Kata aljabar berasal dari judul kitab matematikawan terkenal Persia abad ke-9 ‘Kitab al-Jabr Wal-Mugabala’, yang diterjemahkan ke dalam buku ‘The Book of Reasoning and Balancing’. Membangun akar sistem Yunani dan Hindu, aljabar adalah sistem pemersatu untuk nomor rasional, nomor tidak rasional dan gelombang magnitudo. Matematikawan lainnya Al-Khwarizmi juga yang pertama kali memperkenalkan konsep angka menjadi bilangan yang bisa menjadi kekuatan.

6. Optik

“Banyak kemajuan penting dalam studi optik datang dari dunia muslm,” ujar Hassani. Diantara tahun 1.000 Ibn al-Haitham membuktikan bahwa manusia melihat obyek dari refleksi cahaya dan masuk ke mata, mengacuhkan teori Euclid dan Ptolemy bahwa cahaya dihasilkan dari dalam mata sendiri. Fisikawan hebat muslim lainnya juga menemukan fenomena pengukuran kamera di mana dijelaskan bagaimana mata gambar dapat terlihat dengan koneksi antara optik dan otak.

7. Musik

Musisi muslim memiliki dampak signifikan di Eropa. Di antara banyak instrumen yang hadir ke Eropa melalui timur tengah adalah lute dan rahab, nenek moyang biola. Skala notasi musik modern juga dikatakan berasal dari alfabet Arab.

8. Sikat Gigi

Menurut Hassani, Nabi Muhammad SAW mempopulerkan penggunaan sikat gigi pertama kali pada tahun 600. Menggunakan ranting pohon Miswak, untuk membersihkan gigi dan menyegarkan napas. Substansi kandungan di dalam Miswak juga digunakan dalam pasta gigi modern.

9. Engkol

Banyak dasar sistem otomatis modern pertama kali berasal dari dunia muslim, termasuk pemutar yang menghubungkan sistem. Dengan mengkonversi gerakan memutar dengan gerakan lurus, pemutar memungkinankan obyek berat terangkat relatif lebih mudah. Teknologi tersebut ditemukan oleh Al-jazari pada abad ke-12, kemudian digunakan dalam penggunaan sepeda hingga kini.